Empat Mata Di Gerbong Tua
Empat Mata Di Gerbong Tua Aku melirik jarum jam di tangan kananku. Tak ada sepatah kata pun yang terucap. Aku diam mengamati empat mata di gerbong tua itu, mereka tak saling bertatapan. Kereta tua itu belum hendak melaju meninggalkan kota terkutuk ini. Seperti ada yang tertahan, hanya air mata si wanita yang terus mengalir deras membasahi pipi hingga pakaian yang ia kenakan. Sehelai kain yang teruntai panjang, sepanjang kesabarannya menahan amarah. Kalau aku adalah dia, aku akan mengamuk dan mencabik-cabik wajah lelaki tua itu! Tapi aku hanya diam, menunggu kemenangan yang sebentar lagi kugenggam. Ah lelaki tua itu.. Tampak gagah dengan setelan jas warna abu tua. Tas kotak tertenteng elegan di tangan kanannya. Tak apa hatimu untuknya, hartamu untukku saja. Katakan saja bahwa aku tengah berbadan dua. Pasti wanita itu juga akan melepaskanmu begitu saja. #catatanbubuayu #ODOPfor99days #falshfiction #ruangmenulis #writingtresnojalaransokokulino