Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Aku Sayang Allah

Aku Sayang Allah “Kakak, tahu enggak Allah sayang sama anak yang seperti apa?” tanyaku. “Tahu! Yang baik, yang enggak suka bohong, yang enggak pelit. Iya kan?” jawabnya yakin. “Betul. Kalau suka bicara keras waktu minta tolong Allah sayang enggak ya?” tanyaku. “Hehe..enggak. Ibu nih bilang Kakak kan. Kakak janji enggak dengan suara keras minta tolongnya deh.” jawabnya merasa tersindir. Hihi.. “Pinter.. Meminta tolong itu sebaiknya mengucapkan kata tolong dan bila sudah ditolong harus berterima kasih ya. Jangan lupa.” kataku mengingatkan. “Terus..Kakak tahu enggak cara kita menunjukkan bahwa kita sayang sama Allah?” tanyaku lagi. Kak Martha tampak berfikir kemudian ia menjawab bahwa ia tidak tahu caranya. Akupun bercerita tentang kisah si anak jalanan. Ada dua orang kakak beradik, mereka tinggal di pemukiman di kolong jembatan ibu kota. Kota yang besar dan ramai itu bertambah padat dengan adanya orang-orang yang tinggal di bawah kolong jembatan. Kakak beradi

Anak yang Berbakti pada Orang Tua

Ani adalah anak pertama dari Bu Ratmi dan Pak Patmo. Dia anak yang rajin dan baik hati. Dia mempunyai adik kembar yaitu Bimo dan Bunga. Mereka berdua masih kecil, usianya dua tahun. Sedangkan Ani sekarang berusia delapan tahun. Ani yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar, sering merasa iba pada Ibunya. Beliau sering sakit. Sedangkan Ayahnya harus berlayar karena pekerjaannya adalah seorang nelayan. Saat Ayahnya pergi berlayar, Ani lah yang membantu Ibu mengurus kedua adiknya. Mulai dari memandikan, memakaikan baju hingga menyuapi. Ibu meneteskan air mata, berbaring di ranjang dan tidak bisa berbuat apa-apa bukanlah pilihannya. Namun apa mau dikata, stroke menghampirinya lebih cepat. Ketika si kecil sudah rapi dan kenyang, barulah Ani berangkat ke sekolah. Beruntung, adik kembar Ani adalah anak yang penurut. Sehingga mereka tidak pernah merepotkan Ibunya saat Ani bersekolah. Sore itu, Ayahnya pulang membawa banyak ikan untuk dijual dan sedikit disisihkan untuk lauk pauk besok

Joni Berbohong Lagi

Joni Berbohong Lagi Di sebuah desa, ada seorang anak bernama Joni. Pada suatu hari, Joni berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Ayah dan Ibunya berharap Joni bisa menjadi anak yang baik dan pintar. Tapi, tetnyata Joni berbohong pada ayah dan ibunya. Ia pergi ke sungai di desa seberang. Ia bermain bersama dua temannya, Dodi dan Badrun. Sudah tiga kali Joni, Dodi dan Badrun membolos sekolah. Keesokan harinya, Pak Guru pun datang ke rumah mereka bertiga. Orang tua mereka begitu terkejut atas kehadiran guru sekolah anak mereka. Mereka pun memutuskan untuk bertanya pada anak-anak mereka sepulang sekolah. Dodi dan Badrun mau mengakui kesalahan mereka dan enggan untuk membolos lagi. Sedangkan Joni, ia mengaku salah tapi mengulanginya lagi. “Ayo Dodi, Badrun. Kita ke sungai lagi.” Ajak Joni saat bertemu di jalan menuju sekolah. Tapi Dodi dan Badrun menolaknya. Joni pun marah. “Ah! Kalian enggak asik! Gitu aja takut,” katanya. Joni pun pergi sendiri ke sungai itu. Dodi dan Badr